Saya menyebut alat untuk mengukur tekanan yang biasa
dipakai di industri dengan istilah pressure gauge. Pressure gauge sering digunakan untuk memantau unjuk kerja dari sebuah
proses, karena itu, sangatlah penting untuk memilih dan menggunakan pressure
gauge yang sesuai dengan kondisi operasinya.
Proses.
Elemen sensor pada pressure akan berhubungan langsung dengan media yang akan
diukur, sehingga material yang dipilihpun harus sesuai agar terhindar dari
kerusakan. Pada temperature tertentu fluida yang bertekanan dapat membeku atau
dapat memiliki zat yang mengendap yang
bisa memampatkan inlet dari elemen sensor. Untuk memcegah kondisi-kondisi
tersebut, perlu ditambahkan pelindung.
Rentang
Ukur. Pemilihan rentang ukur pressure gauge biasanya mengacu
kepada tekanan normal pada saat sistem bekerja. Standar ASME B40.1
merekomendasikan tekanan normal pada saat sistem bekerja berada pada 25% s/d
75% dari rentang ukur pressure gauge. Jika tekanan yang akan diukur
berfluktuasi, tekanan maksimum pada saat sistem bekerja seharusnya tidak
melebihi 50% dari rentang ukur. Untuk meminimalisasi tekanan yang berluktuasi
dapat digunakan peredam seperti mencekik inlet, snubber, ataupun diaphragma.
Hal ini akan menambah umur pakai dan readability.
Lingkungan. Pada saat akan memasang pressure gauge, faktor
lingkungan patut dipertimbangkan. Jika proses yang diukur menghasilkan getaran
atau goncangan yang membuat jarum indikasi bergetar sehingga menyulitkan untuk
mebaca indikasinya, pressure gauge tersebut dapat diisi cairan untuk
menstabilkan jarum indikasi.
Jika kondisi proses melebihi
150 oF
(60 oC),
harus dipertimbangkan penggunaan pelindung seperti diaphragm seal atau siphon.
Pertimbangkan juga material yang digunakan karena casing dari gauge, tubing
bourdon, dapat dipengaruhi oleh karat. Untuk menghindari pembekuan cairan pada
temperature lingkungan, gauge dapat diisi cairan silicon dibawah 0 oF atau
menggunakan pemanas.
Akurasi. Akurasi merupakan selisih antara nilai standar dan
indikasi pembacaan yang dinyatakan sebagai persen dari span [1]. Didalamnya sudah termasuk kombinasi kesalahan dari
metoda, pengamatan, peralatan dan likungan. Kesalahan akurasi termasuk juga
kesalahan hysteresis dan repeatability namun bukan kesalahan
pergeseran. Akurasi ditentukan dibawah kondisi lingkungan yang khusus (kondisi
normal pada 73,4 oF
(23 C) dan 29,2” Hg barometric pressure).
Lihat ASME B40.1, halaman 16 dan 17, yang berhubungan terhadap kesesuaian
indikasi pressure gauges. Lihat juga ASME B40.1, halaman 9 dan 10 untuk
definisi dari hyterisis dan repeatability.
Ukuran. Pemilihan ukuran dari pressure gauge secara umum
ditentukan oleh kemampuan baca yang diperlukan. Jika pressure gauge akan dibaca
dari kejauhan, maka ukuran dial nya
akan lebih besar dibandingkan dengan yang dipasang secara langsung di panel
operator. Untuk memperoleh pressure gauge yang lebih akurat, secara umum harus
memliki dial yang lebih besar, agar
dapat dibaca hingga toleransi terdekat.
Pengecilan ukuran dan
keterbatasan ruang akan sering menentukan penggunaan pressure gauge yang lebih
kecil dengan ukuran dial dibawah 4½”.
Sehingga perlu untuk memilih pressure gauge yang tepat.
Koneksi. Secara umum koneksi ¼” dan ½” NPT male sering digunakan. Pressure gauge dengan dial dibawah 4½” biasanya memiliki koneksi ¼” NPT. Dial 4½” dan yang lebih besar memiliki
koneksi ½” NPT. Koneksi 1/8” NPT sering digunakan pada dial 1½” dan pressure gauge yang lebih kecil dan terkadang pada dial 2” dan 2½”.
Dengan berkembangnya pengaruh
internasional pada peralatan, banyak permintaan
untuk koneksi BSP, DIN dan JIS.
Pemasangan. Meskipun sebagian besar pemasangan pressure gauge
banyak yang sama, baik di panel atau di lokasi proses, casing ataupun aksesoris casing yang sesuai dengan metoda pemasangan
harus khusus. Lihat ASME B40.1, hal 11 untuk lebih detailnya.
[1] Selisih antara
rentang ukur maksimum dan rentang ukur minimum. Jika rentang ukur suatu alat 4
s/d 20, maka span = 16.
Unduh gratis ebook "7 Langkah Mudah Memilih Pressure Gauge".