7 Langkah Mudah Memilih Pressure Gauge

Saya menyebut alat untuk mengukur tekanan yang biasa dipakai di industri dengan istilah pressure gauge. Pressure gauge sering digunakan untuk memantau unjuk kerja dari sebuah proses, karena itu, sangatlah penting untuk memilih dan menggunakan pressure gauge yang sesuai dengan kondisi operasinya.

Proses. Elemen sensor pada pressure akan berhubungan langsung dengan media yang akan diukur, sehingga material yang dipilihpun harus sesuai agar terhindar dari kerusakan. Pada temperature tertentu fluida yang bertekanan dapat membeku atau dapat memiliki zat yang  mengendap yang bisa memampatkan inlet dari elemen sensor. Untuk memcegah kondisi-kondisi tersebut, perlu ditambahkan pelindung.

Rentang Ukur. Pemilihan rentang ukur pressure gauge biasanya mengacu kepada tekanan normal pada saat sistem bekerja. Standar ASME B40.1 merekomendasikan tekanan normal pada saat sistem bekerja berada pada 25% s/d 75% dari rentang ukur pressure gauge. Jika tekanan yang akan diukur berfluktuasi, tekanan maksimum pada saat sistem bekerja seharusnya tidak melebihi 50% dari rentang ukur. Untuk meminimalisasi tekanan yang berluktuasi dapat digunakan peredam seperti mencekik inlet, snubber, ataupun diaphragma. Hal ini akan menambah umur pakai dan readability.

Lingkungan. Pada saat akan memasang pressure gauge, faktor lingkungan patut dipertimbangkan. Jika proses yang diukur menghasilkan getaran atau goncangan yang membuat jarum indikasi bergetar sehingga menyulitkan untuk mebaca indikasinya, pressure gauge tersebut dapat diisi cairan untuk menstabilkan jarum indikasi.

Jika kondisi proses melebihi 150 oF (60 oC), harus dipertimbangkan penggunaan pelindung seperti diaphragm seal atau siphon. Pertimbangkan juga material yang digunakan karena casing dari gauge, tubing bourdon, dapat dipengaruhi oleh karat. Untuk menghindari pembekuan cairan pada temperature lingkungan, gauge dapat diisi cairan silicon dibawah 0 oF atau menggunakan pemanas.

Akurasi. Akurasi merupakan selisih antara nilai standar dan indikasi pembacaan yang dinyatakan sebagai persen dari span [1]. Didalamnya sudah termasuk kombinasi kesalahan dari metoda, pengamatan, peralatan dan likungan. Kesalahan akurasi termasuk juga kesalahan hysteresis dan repeatability namun bukan kesalahan pergeseran. Akurasi ditentukan dibawah kondisi lingkungan yang khusus (kondisi normal pada 73,4 oF (23 C) dan 29,2” Hg barometric pressure). Lihat ASME B40.1, halaman 16 dan 17, yang berhubungan terhadap kesesuaian indikasi pressure gauges. Lihat juga ASME B40.1, halaman 9 dan 10 untuk definisi dari hyterisis dan repeatability.

Ukuran. Pemilihan ukuran dari pressure gauge secara umum ditentukan oleh kemampuan baca yang diperlukan. Jika pressure gauge akan dibaca dari kejauhan, maka ukuran dial nya akan lebih besar dibandingkan dengan yang dipasang secara langsung di panel operator. Untuk memperoleh pressure gauge yang lebih akurat, secara umum harus memliki dial yang lebih besar,  agar dapat dibaca hingga toleransi terdekat.
Pengecilan ukuran dan keterbatasan ruang akan sering menentukan penggunaan pressure gauge yang lebih kecil dengan ukuran dial dibawah 4½”. Sehingga perlu untuk memilih pressure gauge yang tepat.

Koneksi. Secara umum koneksi ¼” dan ½” NPT male sering digunakan. Pressure gauge dengan dial dibawah 4½” biasanya memiliki koneksi ¼” NPT. Dial 4½” dan yang lebih besar memiliki koneksi ½” NPT. Koneksi 1/8” NPT sering digunakan pada dial 1½” dan pressure gauge yang lebih kecil dan terkadang pada dial 2” dan 2½”.
Dengan berkembangnya pengaruh internasional pada peralatan, banyak permintaan  untuk koneksi BSP, DIN dan JIS.

Pemasangan. Meskipun sebagian besar pemasangan pressure gauge banyak yang sama, baik di panel atau di lokasi proses, casing ataupun aksesoris casing yang sesuai dengan metoda pemasangan harus khusus. Lihat ASME B40.1, hal 11 untuk lebih detailnya.


[1]  Selisih antara rentang ukur maksimum dan rentang ukur minimum. Jika rentang ukur suatu alat 4 s/d 20, maka span = 16.

Unduh gratis ebook "7 Langkah Mudah Memilih Pressure Gauge".