Ada beberapa tahap pemeriksaan
terhadap pompa yang baru dipasang atau yang sudah dipasang namun lama tidak
dipakai. Tahapan
yang paling awal adalah pemeriksaan pendahuluan yang dimulai dari pemeriksaan kondisi
tadah hisap hingga arah putaran. Tahapan berikutnya adalah pemeriksaan kondisi
operasi, meliputi pembacaan manometer dan ampere meter, temperature dan kebocoran
paking, bantalan, getaran dan bunyi serta kebocoran instalasi. Tabel
identifikasi gangguan pada pompa dan cara mengatasinya merupakan tahap terakhir
dari pemeriksaan.
Pemeriksaan Pendahuluan
1. Pembersihan tadah isap dan pipa isap
Sebelum
pompa dioperasikan harus dipastikan kondisi pipa hisap maupun tadah hisap serta
kondisi di dalam pompa harus bersih dari segala benda asing.
2. Pemeriksaan sistim listrik
Ketepatan
kapasitas pemutus sirkuit, setting overload, ukuran kontaktor, ukuran dan sambungan
kabel harus diyakinkan. Untuk
motor perlu diukur ketahanan isolasinya dan dipastikan bahwa hasil pengukuran
sesuai dengan jaminan dari pabriknya.
3. Pemeriksaan
kelurusan (Alignment)
Kelurusan poros pompa dan motor
harus diperiksa setelah instalasi
selesai dan pompa akan dioperasikan. Toleransi alignment sesuai
dengan ukuran kopling dan mengikuti standar pabrik. Biasanya rata-rata hasil
alignment yang baik dibawah 0,05 mm. Untuk pompa yang menggunakan mechanical
seal alignment, hasil alignment akan sangat menentukan umur pakai mechanical
seal.
4. Pemeriksaan minyak pelumas bantalan
Kebersihan
dan level minyak pelumas bantalan harus diperiksa.
5. Pemeriksaan dengan memutar poros
Perputaran poros yang halus saat
diputar dengan tangan, merupakan indikasi keadaan normal. Jika sebaliknya, maka
perlu untuk dilakukan pengecekan pada pompa.
6. Pemeriksaan pada asesoris pompa
Aksesoris yang perlu diperiksa
meliputi foot valve, suction valve, valve air pendingin, valve pressure gauge
dan valve discharge.
7. Pemeriksaan arah putaran
Pemeriksaan
arah putaran dapat dilakukan langsung
dengan menghidupkan motor sesaat dan lihat arah putarannya. Pengecekan
juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur pada terminal RST.
Pemeriksaan Kondisi Operasi
1. Pembacaan manometer
dan amper meter
Tekanan keluar dan tekanan
hisap harus sesuai atau mendekati harga yang ditentukan atau diperhitungkan
sebelumnya serta tidak boleh berfluktuasi secara tidak normal. Jika
ada benda asing yang menyumbat atau ada udara yang terisap, maka tekanan akan turun
atau akan berfluktuasi secara tidak normal.
Arus listrik
yang dikomsumsi harus lebih rendah daripada yang dinyatakan pada tabel motor. Arus ini tidak berfluktuasi
secara tidak normal. Jika ada benda asing, plastik atau pasir yang terselip
pada celah-celah sempit antara impeller dan rumah pompa, arus listrik dapat
berfluktuasi secara tidak normal sebelum impeller macet .
2. Temperatur dan kebocoran pada
paking
Kebocoran
dari kotak paking harus berupa tetesan-tetesan zat cair yang jumlahnya tidak lebih
dari 0,5 cm3/s. Jika jumlah tetesan lebih dari ini, penekan packing
harus dikencangkan pelan-pelan dan merata sampai tetesan menjadi normal. Pengencangan
yang berlebihan akan menyebabkan paking menjadi panas dan merusak shaft sleeve.
Temperatur kotak packing kondisi normal dibawah 30 0C.
3. Pemeriksaan bantalan
Jika rumah
bantalan dipegang dengan tangan, harus tidak terasa adanya panas yang
berlebihan. Jika diukur dengan thermometer, biasanya bantalan dianggap normal
bila temperaturnya tidak lebih dari 40 0C diatas temperatur udara
sekitar.
4. Pemeriksaan getaran dan bunyi
Bila tangan
diletakkan diatas permukaan rumah pompa harus tidak terasa adanya getaran yang
berlebihan. Untuk pengukuran yang teliti, amplitudo getaran dapat diukur dengan
vibrometer pada rumah bantalan pompa dan motor. Suara pompa dan motor tidak
boleh ada bunyi yang luar biasa karena kavitasi atau impeller tersumbat kotoran
maupun bunyi dari bantalan.
5. Kebocoran instalasi
Kondisi setelah pompa hidup normal lakukan pengecekan terhadap instalasi
jika ada kebocoran segera diperbaiki.
Unduh gratis ebook "Pemeriksaan Kondisi Gangguan Pompa".